Petualangan

banyak hal yang aku sukai dan yang membuat aku tertarik

Senin, 02 Agustus 2010

Menangis

Kata orang menangis itu adalah meluapkan segala emosi yang ada di hati, yang ditampakkan dengan keluarnya air mata, keluarnya cairan di hidung, dan membuat nafas menjadi tak beraturan. Orang menangis dengan alasan yang bebeda-beda. Tangisan bayi, anak kecil, ataupun orang dewasa sangat beragam caranya. Untuk alasan tertentu menangis itu perlu dilakukan baik secara sadar maupun tidak disadari. Aku sering menangis. Biasanya aku menangis karena aku sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak perasaan yang muncul di saat-saat tertentu. Aku menangis karena sedih, aku menangis karena kecewa, aku menangis karena bahagia, tapi yang paling sering terjadi adalah aku menangis karena marah. Ketika aku marah dan sering tidak mampu meluapkan kemarahanku, aku selalu menangis. Aku menangis dengan dada yang terasa sesak hingga tak mampu bersuara. Tangisanku itu bisa berlangsung cukup lama hingga akhirnya aku kelelahan dan tertidur. Tapi biasanya, setelah menangis perasaan di hati ini menjadi lega. Dan aku kembali kuat menghadapi berbagai terpaan ombak kehidupan yang kujalani. Tapi biasanya aku meninggalkan jejak setelah menangis. Jejak itu membuat orang lain mengetahui bahwa aku habis menangis. Mataku bengkak, hidungku memerah, dan suaraku berubah menjadi ‘bindeng’. Dulu waktu masih kecil aku tak pernah bermasalah dengan hal itu. Tapi beranjak dewasa aku merasa aku harus menutupinya. Orang lain gak boleh tahu kalau aku menangis. Sehingga akhirnya aku putuskan untuk berhenti menangis. Aku berusaha menahan segala emosi ini agar tak sampai mengeluarkan air mata. Tapi yang terjadi adalah aku jadi manusia yang cengeng dan sensitif…orang lain mudah membuatku menangis, beberapa hal mudah membuatku menangis. Apakah mungkin menangis membuatku menjadi kuat?...

Padahal, aksi menangis tergolong memiliki efek positif terhadap seseorang. Ketika seseorang menahan tangisnya agar tidak keluar, maka secara tidak langsung suasana hati menjadi stres dan mengakibatkan tingkat detak jantung meningkat serta keringat akan keluar di sekujur tubuh. Namun ketika menangis, mau tidak mau aksi ini akan membuat napas menjadi kendur dan secara tidak langsung tubuh akan menjadi santai. (srn) (http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/24/56/176551/menangis-membuat-tubuh-lebih-santai/menangis-membuat-tubuh-lebih-santai)

Para peneliti Universitas Minnesota yang mempelajari komposisi bahan- bahan kimia air mata telah mengisolasi dua bahan kimia penting yaitu leucinenkephalin dan prolactin dalam cucuran air mata emosional. Menurut para peneliti, leucinenkephalin mungkin merupakan endorphin, yang merupakan pembebas rasa sakit alami yang dilepaskan oleh otak ketika menghadapi serangan stress.

Dengan kata lain, menangis sepertinya menjadi cara yang sesuai dalam memberikan reaksi terhadap ancaman stress. Sebaliknya, menahan tangis mungkin berbahaya bagi kesehatan kalian. Sangat mungkin bahwa laki- laki dapat meperkuat stress yang berhubungan dengan penyakit karena mereka tidak menangis sebebas yang biasa para wanita melakukan.

Jadi jika merasa ingin menangis, biarkanlah air mata mengalir membasahi pipi kalian. (http://a11no4.wordpress.com/2010/02/07/menangis-itu-sehat-kawan/)

Kamis, 29 Juli 2010

Amazing Discovery

Betapa senangnya saat melihat si gadis kecil menemukan sebuah mainan dari hasil percobaannya sendiri. Ia melakukannya tanpa bantuan aku atau orang dewasa lainnya. Ia melakukannya sendiri.

Saat kami berkunjung ke rumah orangtua kami, nenek dan kakek bagi ‘gadis kecil’ kami. Si gadis kecil pulang habis bermain ke rumah teman dengan membawa beberapa lembar daun dan menunjukkannyan pada ku. Dia bilang daun itu adalah daun untuk bikin gelembung. Setelah aku amati ternyata daun itu adalah daun bunga sepatu. Aku bertanya kenapa dia menyebutnya daun untuk membuat gelembung, si gadis kecil berkata “soalnya ini bisa dibuat gelembung”. Oh ya? Aku jadi penasaran, bukan karena aku belum tahu tapi karena aku terkejut seingat aku, aku belum pernah memberitahunya. Aku berusaha mencaritahu sejauh mana dia memahami tentang daun itu dengan bertanya seperti apa cara membuatnya. Dengan senang hati si gadis kecil memberitahuku. Dan inilah proses pembuatannya.

Sambil praktek, si gadis kecil menjelaskan:

1. Daun di remas hingga terasa licin.









2.campur daun yang telah diremas dengan air










3. Tambahkan sedikit sabun pencuci piring










4. Remas-remas hingga semua bahan tercampur










5.
Daann….gelembung sabun siap di tiup.






Waah…penemuan yang menabjubkan bukan? Ketika ditanya kenapa harus pakai daun, si gadis kecil berkata “soalnya biar hasil gelembungnya besar” hmmm patut dicoba.

Sabtu, 24 Juli 2010

Kebahagiaan Seorang Guru

“sekarang ibu ngajar apa? Masih di TK ?” demikian seorang wali murid di sekolahku mengajar bertanya padaku. Pertanyaan itu sering terdengar di awal tahun ajaran di hari pertama anak-anak masuk sekolah. Di hadapan mereka dengan penuh percaya diri ku jawab “iya, Alhamdulillah masih dipercaya mendampingi teman-teman kecil di TK ”. Terkadang aku tidak yakin dengan jawaban yang aku ungkapkan kepada mereka yang bertanya. Apa benar aku bahagia mengajar di TK? apa benar jawabanku itu adalah jawaban yang sejujurnya? Aku akui sepanjang tahun ajaran, selama aku menjadi guru di kelas anak-anak yang usianya terbilang dini aku sering menemukan hal-hal yang membuat diriku tidak nyaman, hal-hal yang mengundang rasa “geregetan”, dan perasaan tidak enak lainnya bercampur aduk. Tapi aku juga tidak bisa memungkiri bahwa saat-saat bersama mereka aku juga banyak menemukan hal yang mengundang haruku, mengundang tawa, dan bahagia.
Banyak penemuan-penemuan yang ku dapat selama membimbing mereka. Bersama mereka aku belajar untuk memahami karakter setiap individual yang berbeda. Bersama mereka aku belajar untuk bersabar mengendalikan emosi negatifku yang dikenal orang sebagai “pemarah”. Bersama mereka aku belajar menerima kekurangan yang dimiliki setiap orang. Dan banyak hal yang ku dapat dari para “manusia kecil” yang pengalaman hidupnya baru sedikit dibanding aku tetapi memiliki banyak keajaiban yang tak disangka-sangka. Hal itulah yang membuat aku selalu ingin berkata “wow, it’s amazing child” ketika aku menemukan perilaku atau perkataan yang tak terduga dari mereka.
Masih terbayang saat-saat awal mereka bergabung. Ada yang langsung bisa menunjukkan sikap mandiri dan terlihat siap menjalani hari-hari di sekolah. Tapi perhatian besar tak luput dari anak-anak yang bagiku sangat merepotkan di awal semester. Mereka menangis tidak mau ditinggal, mereka manja benar-benar harus selalu dibantu dan didampingi, ada yang benar-benar aktif tidak bisa diam dan sering mengganggu teman, ada yang tidak fokus saat aku bicara tidak bisa merespon kata-kataku sehingga sering membuatku bertanya pada diri sendiri “aku harus bicara dengan bahasa yang bagaimana agar mereka mengerti perkataanku?”, dan banyak lagi yang lainnya. Tapi seiring berjalannya waktu mereka akan berubah sesuai tahapan perkembangan masing-masing, sesuai datangnya “masa peka belajar” mereka. Di situlah rasa bahagiaku muncul, aku merasa jerih payahku membuahkan hasil yang baik. Bagiku mereka kini semakin terlihat lebih matang dan siap menjalani kehidupan selanjutnya. Dan yang tak kalah membuat aku semakin bangga pada diri sendiri adalah pernyataan terima kasih dari orangtua mereka berkat bimbinganku. Hah…diri ini rasanya terbang ke langit mendengar sanjungan itu. Meski aku selalu meresponnya dengan pernyataan “Alhamdulillah, ini berkat dukungan Ayah dan Bunda juga kesiapan ananda. Biar bagaimanapun aku tidak boleh merasa bahwa aku punya jasa bagi murid-muridku. Karena bagiku melihat mereka mengalami perkembangan positif, itu cukup membuatku bahagia “Lillahi Ta’ala” .
Kembali ke soal jawabanku pada orangtua yang kuceritakan di awal tadi. Terkadang keraguanku muncul di kala perjalananku menempuh proses satu tahun pelajaran aku bertemu teman yang mengaktualisasikan dirinya di bidang lain. Aku bergumam dalam hati, bahagianya mereka rasanya aku juga ingin merasakan berada di posisi mereka. Disitulah terkadang muncul konflik batin bahwa aku sering merasa lelah dan jenuh dengan profesiku yang monoton. Dari tahun ke tahun jadi guru kelas TK terus, aku mau berubah posisi. Dan aku pernah mengalami guncangan dengan persoalan itu. Yang akhirnya membuatku tersadar bahwa dimanapun aku berada kalau aku tidak menjalaninya dengan tulus ikhlas aku akan selalu melihat bahwa diriku ini tidak bahagia dan orang lainlah yang bahagia. Tapi kini harus kuakui memang benar, selama aku tidak pernah merasa puas dan selalu membandingkan dengan orang lain aku akan selalu merasa diriku ini tidak bahagia.
Pengalaman itu sangat berarti bagiku dan aku sekarang sudah menemukan jawaban atas kegelisahanku selama ini. “apa benar aku adalah guru yang bahagia? Aku dapat menjawabnya dengan mantap “Ya aku bahagia sebagai seorang guru”. Karena itulah tujuanku di akhir kelulusanku dari SMA, karena aku senang saat-saat berada bersama murid-muridku, karena aku bahagia di kala aku melihat perkembangan mereka, dan yang paling membuatku bahagia adalah di saat aku dapat mengaktualisasikan diri pada profesi yang aku tekuni sejak tujuh tahun yang lalu. Dan seandainya Allah memberikan aku pilihan untuk kembali ke masa sekolah dulu agar aku dapat merubah cita-citaku, aku tidak akan memilihnya. Meski aku banyak menerima kesulitan, meski aku banyak mengalami kegagalan, dan rasa tidak nyaman kini bagiku itu adalah sebuah proses kehidupan yang tetap aku jalani dan aku harus tetap bertahan dan berjuang demi mendapatkan sebuah kebahagiaan.

Senin, 03 Mei 2010

Bercanda


senangnya bercanda dengan putri kecilku. selalu punya ide untuk jadi bahan tertawaan dimanapun dia berada

Jumat, 08 Mei 2009

Mau Jadi Guru Maju

Menjadi seorang guru merupakan suatu hal yang penuh dengan tantangan. Tanpa dipengaruhi oleh sebuah hal yang berbau paksaan, "meng up-date" ilmu itu adalah sebuah kebutuhan. bagaimana kita bisa menjadi seorang fasilitator jika kita sendiri tidak mengusai medannya. Berbagai sumber informasi selalu dicari demi memenuhi kebutuhan itu. Rajin mengikuti seminar, worksop, pelatihan, atau apalah yang penting selalu dapat ilmu baru. Meskipun memang tidak seratus persen ilmu baru dapat kita gunakan dalam aktifitas mengajar sehari-sehari, tapi wawasan itu tetap kita butuhkan. jika ingin jadi guru maju ya harus terus di kembangkan potensi dirinya. Ada satu kegiatan Workshop untuk guru Play Group dan Taman Kanak-kanak yang akan diselenggarakan oleh "Majalah Teachers Guide dan Sekolah Semut-semut The Natural School" yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2009. bertempat di Semut-semut The Natural School, Depok. Kegiatan ini pasti seru, soalnya akan ada pelatihan bagaimana membuat Lesson Plan yang kreatif, membuat kegiatan art & craft, music and movement, tidak ketinggalan setelah kegiatan tersebut peserta akan mengikuti Out Bound yang menantang dan seru. waaah pasti cocok banget deh untuk kita para guru usia dini mengembangkan kompetensi kita dalam membimbing anak. ditambah lagi, kegiatan tersebut berorientasi pada karakteristik perkembangan anak yang berbeda-beda. Jika ada yang berminat bisa menghubungi 08568040385. Ditunggu ya......